Jl. Kamboja No.18

Depok Lama

Jl. H. Sulaiman 38

Tugu Sawangan

021-77206952
021-29219921

Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar

Pada dasarnya pendidikan karakter pada anak di zaman dahulu dan sekarang sangatlah berbeda. Pendidikan karakter pada zaman dahulu memang lebih bagus dibandingkan pada zaman sekarang ini. Karakter yang berkualitas pada saat ini perlu dibentuk dan dibina sejak usia dini.

Karakter dapat diartikan sebagai cara pola berpikir dan berperilaku seseorang yang merupakan mencerminkan dirinya baik secara individu maupun secara bersama sama, baik dalam lingkup keluarga, msyarakat dan bernegara. Untuk lebih singkatnya karakter merupakan pembawaaan seseorang yang didapatkan sejak kecil. Karakter sangat erat hubungannnya dengan nilai nilai agama, kejiwaan, akhlak dan budi pekerti seseorang yang membedakan terhadap yang lainnya. Sejalan dengan perkembangan jaman juga di ikuti dengan pergeseran moral sebagai karakter/ budaya negara timur, baik yang datang dari negara kita sendiri maupun budaya atau karakter yang dibawa dari negara asing.

Bila diperhatikan saat sekarang tingginya tingkat kriminalitas, seperti maraknya penggunaan narkoba, kekerasan banyak terjadi dimana mana, dan yang paling parah lagi rasa hormat terhadap orang semakin menurun tidak lepas dari pergaulan serta pendidikan yang ditanamkan pada dirinya di usia dini.

Peran dan tanggung jawab orang tua dalam pembentukan karakter anak sangatlah penting. Hal ini karena orang tua merupakan hal yang berpengaruh dalam berhasil atau tidaknya dalam mendidik karakter anak, baik secara fsikis seperti pemenuhan kebutuhan akan makan dan mimum juga kebutuhan kasih sayang serta rasa aman dari gangguan apapun terhadap anak. Anak usia dini sangat sensitif terhadap apa yang ia lihat, karena anak lebih sering bersama orang tua tentu akan meniru apa yang dilakukan pihak orang tua. Bila orang tua dalam mendidik atau berperilaku secara keras, lembut, demokrasi, otoriter, dan lain sebagainya kemungkinan besar anak tersebut akan merekam-artikel tentang pendidikan.

Dan ketika usia anak sekolah dasar (SD) merupakan masa kritis bagi pembentukan karakter seseorang, penanaman moral melalui pendidikan karakter sedini mungkin kepada anak-anak adalah kunci utama membangun bangsa dan negara. Hal ini terjadi karena, sikap sebagian besar anak zaman sekarang lebih bandel atau susah diatur dan membuat orang tua mengelus dada, misalnya anak SD yang berani melawan guru dan orang tua, berkelahi dengan teman, merokok dan masih ada perilaku yang tidak baik lainnya.

Hal tersebut berkembang semakin parah dengan seiring meningkatnya kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan anak-anak. Kebebasan anak-anak dalam mengakses Internet membuatnya hanya terfokus pada apa yang mereka lihat di Internet saja. Seolah-olah berasumsi hal apa saja yang ia lihat di luar sana adalah hal yang wajib dan sangat keren apabila ia lakukan atau menirunya. Masalah tersebut merupakan salah satu dampak negatif dari kecanggihan teknologi.

Perkembangan teknologi saat ini tidak bisa dicegah oleh siapapun. Namun, ada upaya untuk meminimalisir dan memperkuat pengawasan serta memberikan pendidikan karakter pada anak di zaman milenial ini. Hal tersebut dilakukan agar anak mengetahui dampak positif maupun negatif dari penggunaan teknologi di era globalisasi sekarang ini. Anak sekolah dasar adalah anak yang masih berusia dini yang pada umumnya usia saat itu masih labil dan cenderung mempunyai rasa ingin tahu yang cukup besar dan mudah terpengaruh oleh hal-hal yang bersifat negatif. 

Ada dua peran yang paling bertanggung jawab dalam mengemban tugas untuk pendidikan karakter anak, yaitu orang tua dan guru. Seorang guru mempunyai peran sebagai orang tua si anak di sekolah. Sehingga menjadi guru sekolah dasar bukan hanya bertanggung jawab memberikan asupan pelajaran, melainkan harus mampu mendidik moral, etika, dan karakter pada anak didiknya.

Melalui konsep Trilogi pendidikan yang di kemukakan Ki Hadjar Dewantara, guru dapat mengatasi permasalahan pendidikan karakter pada anak sekolah dasar. Trilogi pendidikan tersebut berisi tiga semboyan yaitu, Ing Ngarsa Sung Tuladha berarti di depan memberi teladan atau contoh yang baik, Ing Madya Mangun Karsa yang berarti di tengah murid guru mampu menciptakan prakarsa serta ide, dan Tut Wuri Handyani berarti dari belakang guru mampu memberikan dorongan dan arahan. Sehingga guru bukan hanya mengajar, namun juga mendidik.

Aktualisasi ajaran Ki Hadjar Dewantara di era modern ini sangat berguna untuk meningkatkan karakter bangsa. Pendidikan karakter sangat penting keberadaannya karena dapat meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia anak sekolah dasar secara utuh, terpadu, dan seimbang. Perlu langkah bersama untuk mewujudkannya, sehingga bangsa Indonesia berubah menjadi bangsa yang berkarakter tinggi. Bila pendidikan karakter telah mencapai keberhasilan, maka akan terwujud generasi penerus bangsa yang berkarakter dan tidak diragukan lagi masa depan bangsa Indonesia ini akan mengalami perubahan yang lebih baik.

 

Sumber: www.kumparan.com

Baca juga:

Share now

Pengumuman SekolahLihat infonya
+ +